BIOS (BASIC INPUT OUTPUT SYSTEM)
BIOS Singkatan dari Basic Input output System. Dalam Singkatan komputer x86, BIOS merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang bisa melaksanakan inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test, POST), menciptakan dan menjalankan OS, mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, Waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer) membantu system operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan memakai BIOS Runtime Services.
BIOS merupakan suatu jadwal kecil yang terletak di chip motherboard berkhasiat untuk mengatur dan mengontrol hardware komputer sebelum sistem operasi diload.
Sistem BIOS ini sanggup dikatakan sebagai pintu masuk komputer menuju tampilan dekstop windows ataupun linux.
BIOS berfungsi membangunkan/mengfungsikan setiap hardware yang terdapat di dalam komputer, menyerupai motherboard, prosessor, RAM, dll. Setelah itu, BIOS akan melaksanakan pembagian resource sehingga setiap perangkat keras (hardware) akan sanggup berfungsi sesuai dengan fungsinya. Kemudian BIOS akan membimbing komputer untuk melaksanakan rangkaian test hardware dan melaksanakan proses boot sebelum alhasil memanggil BOOTLOADER (program yang sanggup menjalankan sistem operasi) yang akan memanggil sistem operasi yang gunakan, apakah itu Windows, DOS, OS/2, Linux, Unix, atau lainnya.
BIOS disimpan didalam suatu chip di motherboard. Pada motherboard jenis lama, BIOS disimpan di dalam EPROM (Erasable ProgrammableRead Only Memory). BIOS yang disimpan dalam chip ini tidak sanggup diupgrade atau diganti isinya. Motherboard yang lebih gres memakai jenis chip BIOS EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) atau FLASH ROM.
Kedua jenis chip ROM ini sanggup diganti isinya dengan memakai tegangan tertentu pada motherboard sehingga isi BIOS sanggup diupgrade dengan memakai software khusus. Tetapi, perlu diketahui bahwa disamping BIOS, di dalam chip ROM BIOS juga terdapat komponen lain, menyerupai :
1.Bootblock - berupa rutin yang menjalankan booting BIOS
2.ESCD - Extend System Configuration Data, yang menyimpan konfigurasi hardware
3.DMI - berisi data komponen PC, menyerupai merek motherboard, jenis prosessor, dsb , dan rutin untuk dekompresi bios.
Supaya komputer anda sanggup berfungsi optimal, maka setting dalam BIOS juga harus dikonfigurasikan secara optimal, sebab bila setting BIOS dikonfigurasikan secara salah, walaupun komputer sanggup berfungsi normal atau berjalan dengan baik, tetapi dari konfigurasi yang salah itu sanggup menciptakan komputer kinerjanya menjadi lebih lambat.
Komputer dengan konfigurasi BIOS yang optimal sanggup berjalan lebih stabil dan kinerjanya sekitar 10-15% lebih cepat dari pada komputer yang BIOS-nya tidak terkonfigurasi secara optimal atau secara benar.
Terkadang orang-orang cenderung mengkonfigurasikan BIOS seadanya, selama komputer hasil rakitan tersebut sanggup berfungsi dan loading dekstop dengan normal, itu sudah cukup. Melihat dari kondisi tersebut, maka disini mari kita mencoba untuk membahas wacana bagaimanakah pengaturan BIOS itu seharusnya ? Apa yang harus dilakukan apabila komputer kita mengalami konflik atau error ? Dan bagaimana caranya untuk mengkonfigurasikan BIOS secara optimal sehingga komputer kita sanggup bekerja lebih cepat ?
Sebagian besar komputer yang beredar di Indonesia, khususnya komputer rakitan, memakai bios AWARD. Bagi anda yang memakai BIOS selain AWARD, menyerupai AMIBIOS, Phoenix BIOS, dan jenis bios yang lain, sanggup tetap mencoba mengikuti, sebab sebagian besar BIOS mempunyai settingan yang kurang lebih hampir sama.
Pertama-tama, untuk masuk ke BIOS, anda sanggup mereset komputer anda dan pada tampilan Power On Self Test (POST) anda sanggup menekan tombol atau kombinasi tombol yang disebutkan, biasanya DEL, F1, CTRL+ALT+S, CTRL+ALT+ESC, dsb, untuk masuk ke dalam setting BIOS.
Berikutnya anda akan melihat tampilan pembuka dari BIOS anda beserta menu-menu yang terdapat didalamnya. Menu-menu ini biasanya terdiri dari :
· CPU Soft Menu - Hanya terdapat pada jenis-jenis motherboard yang jumperless (tanpa jumper), dipakai untuk mengkonfigurasikan busclock (FSB), multiplier, tipe dan tegangan prosessor.
· Standard CMOS Setup - Untuk konfigurasi waktu, tanggal, floppy disk, dan harddisk terpasang.
· BIOS Features Setup - Berisi setting untuk urutan booting, konfigurasi keyboard, dsb.
· Integrated Peripherals - Berisi setting untuk interface serial, paralel, IDE, dan perangkat onboard.
· Chipset Features Setup - Isi sajian ini biasanya berbeda, tergantung jenis chipset yang digunakan. Disini anda sanggup mengkonfigurasikan timing memori yang sempurna sesuai jenis memori anda.
· Power Management Setup - Disini anda sanggup mengatur tindakan penghematan energi pada komputer anda.
· PCI/PnP Configuration- Menu ini amat berkhasiat kalau anda mengalami konflik resources untuk perangkat Plug and Play (PnP).
· Load BIOS Default - Berguna untuk mengembalikan setting standar BIOS untuk kompatibillitas dan stabilitas sistem.
· Load Setup Default- Pengaktifan ini akan menghasilkan konfigurasi dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan BIOS default, tetapi terkadang mengorbankan kompatibilitas.
· Supervisor Password - Berguna untuk mengamankan PC dan BIOS anda dari tangan-tangan jahil.
· User Password - Penggunaan dengan password ini hanya sanggup memakai komputer saja (desktop), tidak sanggup mengubah setting BIOS.
· IDE HDD Auto Detection - Berguna untuk mendeteksi parameter harddisk IDE secara otomatis.
Cara mengkonfigurasikan masing-masing sajian BIOS
1. STANDARD CMOS SETUP - (Konfigurasi hardware mendasar)
· Date: Di sini Anda harus mengatur tanggal yang sesuai untuk real time clock.
· Time: Di sini aturlah waktu yang sempurna untuk real time clock. Sebuah real timeclock yang salah pengaturannya sanggup saja mengakibatkan masalah.
· Harddisk: Digunakan untuk mengubah setting harddisk. Semua channel IDE dapatdikonfigurasikan di sini, mulai dari primary master, primary slave, hingga secondary slave. Kolom "Type" dipakai untuk menentukan parameter yang akan dipakai harddisk Anda.
BIOS sudah mempunyai 46 konfigurasi yang sudah tersimpan. Pilihan "None" berarti tidak ada harddisk yang terpasang. Jika Anda hanya memakai harddisk SCSI pilihlah "None"di seluruh channel yang ada. "Auto" berarti akan menciptakan BIOS melaksanakan auto deteksi ketika proses booting dilakukan.
Proses autodeteksi ini akan terus dilakukan setiap kali komputer Anda melaksanakan booting. Pilihan ini baik dilakukan, kalau Anda sering membongkar/pasang harddisk.
Pilihan "User" akan memberi keleluasaan untuk mengubah parameter harddisk secara manual, masukkanlah parameter yang diberikan oleh harddisk ke dalam kolom-kolom yang ada. Kolom-kolom lain dipakai untuk memasukkan data jumlah silinder, jumlah head, jumlah SPT (sector per track), LZone (landing zone), dan tipe translasi (Normal, Large, LBA). Saat ini hampir seluruh harddisk berukuran besar (di atas 528 MB) memakai mode translasi LBA. Pilihlah "Auto" pada kolom "Mode".
· Drive A, Drive B: Bagian ini sanggup dipakai untuk mengkonfigurasikan floppy disk yang Anda gunakan. Pilihan yang ada akan menentukan ukuran dan kapasitas yang digunakan. Ukuran yang tersedia ialah 3,5" dan 5,25" sedangkan kapasitasnya bervariasi mulai dari 360K, 720K, 1.2M hingga 2.88M. Pilihlah "None" kalau tidak ada disk drive yang terpasang. Pada beberapa BIOS setup terdapat pilihan untuk Floppy Mode 3. Floppy ini ialah floppy disk drive yang biasa dipakai di Jepang yang merupakan disket berukuran 3.5" dengan kapasitas 1.2M.
· Video: Setting ini bekerjasama dengan jenis kartu grafik, jadi biasanya "EGA/VGA". Pilihan lain ialah CGA40, CGA80 atau MONO.
· Halt On: Menemukan apa yang akan mengakibatkan PC Anda berhenti bekerja (halt). Pilihan "All Errors" merupakan pilihan yang biasa dipakai dan mengakibatkan PC Anda herhenti kalau terjadi kesalahan di segala komponen.
Pilihan "All, But Keyboard" akan mengabaikan kesalahan tanggapan keyboard. Pilihan lain yang ada yaitu "No Errors", "All, But Diskette" dan "All, But Disk/Key".
· Memory: Ini ialah potongan gosip yang terpasang pada PC Anda. Base memory umumnya berukuran 640KB, sisanya akan menjadi Extended Memory. Jika ditambahkan dengan Other Memory akan menghasilkan total memori yang terpasang dan ditampilkan pada potongan "Total Memory".
2. BIOS FEATURES SETUP – (Konfigurasi untuk tingkat lanjutan)
· Virus Warning: Digunakan untuk mencegah terjadinya penulisan ke tabel partisi harddisk. Hal ini biasa dilakukan oleh virus untuk memperbanyak dirinya.
Ketika akan melaksanakan instalasi sistern operasi baru, pilihlah "disabled". Pada keadaan "enabled", ketika akan ada penulisan ke tabel partisi maka akan ditampilkan pesan dalam mode teks. Ketika pesan ini muncul, anda sanggup menjawab "Yes" kalau anda mengizinkan penulisan tersebut dan menjawab "No" untuk mencegah penulisan itu.
· CPU Internal Cache: Digunakan untuk meng-enable/disable CPU Internal Cache (cachememory level 1). Cache memory level 1 umumnya berukuran 16 hingga 64KB, separuh untuk data dan separuhnya lagi untuk arahan perintah. Pastikan pilihan ini berada pada kondisi "enabled".
· External Cache: Digunakan untuk meng-enable/disable External Cache (cache memory level 2). Umumnya berukuran 512KB, tapi ada juga yang berukuran 64KB (untuk 386), 128KB (untuk 486 dan Celeron seri A), 512 KB (untuk Pentium dan Pentium II), 1 MB (untuk Intel Xeon dan sebagian motherboard kelas Pentium). Seperti CPU Internal Cache, pastikan berada pada kondisi"enabled".
Kemungkinan terdapat sebuah pilihan "External Cache Write Mode". Disini sanggup ditentukan apakah jalan masuk tulis akan selalu pribadi mendarat baik didalam cache maupun di dalam main memory atau mula-mula akan dibuffer di dalam cache untuk kemudian secara per blok dimasukkan kedalam main memori. Yang terakhir disebutkan ini disebut "Write Back" sebagai pengganti "Write Through" dan menunjukkan sedikit penambahan kecepatan.
· Quick Power On Self Test: Proses Power On Self Test (POST) ialah proses investigasi komponen-komponen PC pada dikala komputer melaksanakan cold boot (ketika gres dinyalakan atau sesudah anda menekan tombol reset).
Dalam proses ini antara lain diperiksa integritas memori, kesiapan card-card, dsb. Jika anda menentukan "disabled", maka proses akan dilakukan lebih usang dan lebih komplit. Pemeriksaan memori dilakukan hingga 3 kali. Sedangkan kalau Anda menentukan "enabled", maka proses akan dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.
Jika anda menentukan "enabled", harddisk usang dan CD-ROM belum mencapai keadaan "siap kerja" ketika proses POST selesai dilaksanakan. Akibatnya harddisk atau CDROM Anda akan dilaporkan mengalami kesalahan ketika POST selesai. Jika anda mengalami dilema harddisk menyerupai ini, coba ubahlah pilihan ini menjadi "disabled".
· Boot Sequence: Digunakan untuk menentukan urutan proses booting yang akan dilakukan. Jika anda hanya akan melaksanakan booting dari harddisk pilihlah"C,A,SCSI" atau "C Only", Jika suatu dikala anda membutuhkan booting dari disket (misalkan ketika akan melaksanakan instalasi sistem operasi FreeBSD UNIX) Anda sanggup mengubahnya menjadi "A,C,SCSI".
Sedapat mungkin Anda tidak menciptakan pilihan "A,C,SCSI" menjadi permanen, sebab kalau suatu dikala secara tak sengaja meletakkan disket bervirus di drive A dan anda melaksanakan booting dari drive A, maka PC Anda akan mempunyai kernungkinan untuk ditulari virus. Beberapa BIOS menunjukkan pilihan untuk booting dari ZIP drive, LS120 drive serta dari LAN. Dan untuk PC dizaman ini, sudah sanggup booting melalui USB.
· Swap Floppy Drive: Dapat dipakai untuk menukar posisi drive A dan drive B. Jika anda membuatnya menjadi "enabled" maka drive A akan menjadi drive B dan sebaliknya. Dengan demikian Anda sanggup melaksanakan booting tidak hanya dari satu drive, melainkan dari dua disk drive.
· Boot Up Floppy Seek: Apabila pilihan ini berada di posisi "enabled", maka pada dikala booting, BIOS akan mencari tahu apakah yang dipergunakan ialah floppy drive40 track yang usang atau 80 track yang gres dengan cara menggerakkan headnya ke suatu track di atas track 40. Dan sekarang, ubahlah pilihantersebut menjadi "disabled" untuk mempercepat booting.
· Floppy Disk Access Control: Pilihan ini dipakai untuk menentukan hak jalan masuk yang diberikan kefloppy disk. Pilihan yang ada ialah "Read Only" dan "R/W". Pilihan "Read Only" akan mengakibatkan floppy disk anda hanya sanggup dibaca tanpa bisa ditulis.
Pilihan ini sanggup dipakai untuk perlindungan semoga data dari PC anda tidak sanggup disalin ke luar melalui disket.
Sedangkan pilihan "R/W" ialah keadaan normal, dimana proses baca dan tulis floppy disk diijinkan.
· Boot Up Numlock Status: Apabila dibentuk "enabled", maka BIOS akan mengaktifkan fungsi numdock pada extended keyboard pada dikala booting. Dengan demikian maka blok tombol yang ada di sebelah kanan akan bekerja sebagai tombol cari dan bukan tombol kursor.
· Boot Up System Speed: Menentukan keadaan PC ketika boot up. Jika pilihan ini tidak ada maka keadaannya ialah "high".
Kondisi "low" dipakai untuk memperlambat PC, dilakukan antara lain dengan mematikan cache memory.
· Gate A20 Option: Menentukan keadaan dari jalur A20 (address bus, jalur nomor 20)."Normal" merupakan metode yang telah usang dengan memakai keyboard controller, sedangkan "Fast" ialah metode yang berlaku dan lebih cepat dengan memakai chipset.
· Typematic Rate Setting: Apabila dibentuk "enabled", maka pilihan berikutnya yaitu "Typematic Rate (Chars/sec)" dan "Typematic Delay (msec)" sanggup anda ubah.
Pilihan pertama menentukan berapa banyak aksara yang akan dikirimkan setiap detik ketika dideteksi adanya pementingan tombol berulang. Sedangkan pilihan kedua menentuan berapa usang sebuah tombol ditekan semoga dianggap sebagai pementingan tombol berulang.
· Security Option: Digunakan untuk menentukan kapan password akan ditanyakan. Pilihan"Setup" akan mengakibatkan password akan ditanya ketika BIOS-setup dijalankan sedangkan pilihan "System" akan mengakibatkan password akan ditanyakan setiap kali PC melaksanakan booting.
· PS/2 Mouse Function Control: Apabila dibentuk menjadi "Auto", maka pada dikala booting BIOS akanmencari sebuah PS/2 Mouse.
Apabila PS/2 Mouse tidak sanggup ditemukan, maka IRQ 12 akan dibebaskan untuk komponen lain yang membutuhkannya. Dengan "disabled" maka tidak akan dilakukan pengecekan tersebut.
· PCI/VGA Palette Snoop: Pilihan standarnya ialah "disabled". Tapi kalau anda memakai MPEGcard pada slot ISA dan mengalami kesalahan pada palet warna maka ubahlah menjadi "enabled".
· CIS Selector for DRAM > 64 MB: Jika anda memakai OS/2 Warp dan mempunyai memori lebih dari 64 MB maka, buatlah menjadi "enabled", tapi kalau anda tidak memakai OS/2 Warp atau memori anda lebih kecil dari 64 MB ubahlah menjadi"disabled".
· System/Video BIOS Shadow: Pada keadaan "enabled" maka isi ROM BIOS sistem dan video yanglambat akan dishadow (disalin) ke RAM yang lebih cepat sehingga jalan masuk ke BIOS menjadi lebih cepat. Tapi dikala ini, pilihan ini kadang-kadang tidak ada lagi di BIOS sebab sudah dilakukan secara otomatis. Proses shadow ini sangat mensugesti sistem operasi DOS dan aplikasi-aplikasinya. Sedangkan sistern operasi lain menyerupai Windows 9x sudah melakukannya secara pribadi melalui driver-drivernya.