Rangkuman Seni Budaya -Seni Tari (X) - Bagi Template

Jumat, 10 Mei 2013

Rangkuman Seni Budaya -Seni Tari (X)


APRESIASI KARYA SENI TARI TUNGGAL NUSANTARA
Jenis, Peran, dan Perkembangan Tari Tunggal Nusantara
Mengupas tari tunggal nusantara tidak terlepas dari jenis, kiprah dan perkembangannya. Peran tari tunggal nusantara sangatlah beragam. Menyangkut wacana riwayat terbentuk hingga wujud yang ada kini dan sejarah panjang tari hingga tari itu berperan bagi masyarakat pemiliknya.

Jenis tari tunggal nusantara
Jenis tari tunggal nusantara yang begitu banyak pada hakikat nya sanggup diringkas menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut.
1.      tari ritual(kesuburan)
2.      tari keprajuritan (kewiraan)
3.      tari perang
4.      tari pergaulan

Jenis tari tunggal nusantara terdapat dalam aneka macam bentuk tarian yang terkadang sulit . Dengan kata lain, bisa terjadi satu tari berperan dalam aneka macam keperluan,baik sosial, politik, agama, kepercayaan, maupun hiburan.

Jenis tari tunggal nusantara yang dikenal masyarakat jawa, misalnya: tari eko prawiro, gambiranom, merak , dan gambayong , Jenis tari tunggal nusantara yang di kenal masyarakat bali , misalnya: tari pendet, margapati, panji semirang, kebyar duduk, baris,keris barong. Jenis tari tunggal Nusantara yang dikenal masyarakat sunda contohnya : tari kandangan sulintang, dan dewi .

Peran tari tunggal nusantara
Peran tari  nusantara sedikit banyak dipengaruhi oleh geografis dan karakteristik masyarakat pemiliknya. Karakteristik di bentuk oleh tempat tinggal atau letak geografis masyarakatnya.orang yang tinggal digunung tentu berbeda dengan orang yang tinggal di tepi pantai. Demikian mereka yang tinggal di kota besar tentu berbeda huruf dengan yang tinggal di pedesaan. Berbeda pula huruf masyarakat yang berdomisili di lingkungan keraton dengan masyarakat yang berdomisili di luar keraton.
Oleh alasannya ialah itu bila latar belakang tempat tinggal sangat mempergaruhi huruf ciptaan seni atau lebih sepesifik lagi tari tunggal.
           
Hubungan tari dan kiprah juga dipengaruhi oleh penciptannya.bagi seorang koreografer insiden dan fenomena ialah sumber gerak yang sangat  kaya. Jika ide itu telah menjadi bentuk maka tidak lepas dari hasil pengamatan eksklusif di sekitarnya.

Peran dalam pengertian yang lebih luas berarti fungsi dan gunanya. Hampir semua orang  mengetahui betapa besarnya peranan tari bagi masyarakat pemiliknya.
Peran tari tunggal sanggup digolongkan sebagai berikut:
1.      Pemberian motivasi
dikatakan memberi motivasi alasannya ialah selalu membangkitkan semangat untuk bangun dan melawan penjajah
2.      Pemujaan
pemujaan yang sering memakai tari untuk mendukung kepentingan ritual, antara lain :  nazar, panen padi, minta hujan.

Sementara itu tari tunggal nusantara yang biasa di gunakan untuk mendukung upacara ritual antara lain srimpi,tayub, sintreen. Biasanya tari ini di gunakan untuk ritual permohonan hujan dan keselamatan.
3.      Pergaulan
pada umum nya kiprah tari tunggal nusantara di kaitkan dengan perhelatan tertentu atau untuk upacara magi-simpatreis, contohnya upacara minta hujan, perkawinan, dan mengusir wabah penyakit.perkembangan tari tunggal nusantara di mulai dari proses panjang semenjak insan mengenal fungsi tubuh mereka. Setiap insan normal niscaya sanggup menggerakan anggota tubuh mereka dengan bebas,luwes, dan enak. Proses terbentuknya sebuah tarian diduga di mulai dari harapan insan untuk mengapresiasi kan kebutuhan estetis melalui gerak tubuh mereka. Berangkat dari gerak sederhana, melalui proses panjang karenanya terbentuklah aneka jenis tarian dengan berbagai  fungsi dan gunanya .

Setiap insiden alam dan  hal-hal yang menyangkut suasana  hati selalu mempengaruhi  penciptaan seni, demikian juga setiap etnis akan merasakan,menangkap, dan menghipnotis suatu insiden besar dengan perasaan dan pikiran yang kurang lebih sama.

Bagi seniman pencipta tari koreografer, suatu insiden menjadi materi dasar yang menarik dan bermakna untuk dijadikan karya seni.
Tari tradisional nusantara sendiri dibangun dalam rentang waktu yang sangat panjang, bisa mencapai hitungan abad. Beberapa tari tunggal yang mengalami perubahan bentuk dan fungsi, antara lain : tari seblang, sintren, tayub,ronggeng, sang hyang, dan pakarena.

Dengan uraian di atas ,tari tradisional nusantara sangat mempunyai kegunaan bagi kepentingan sosial atau ritual masyarakat pemiliknya. Upacara yang sering  menggunakan tari untuk mendukung kepentingan sosial, antara lain: pelantikan gedung ,perayaan pernikahaan, HUT RI, menyambut tamu agung negara sahabat , kedatangan pejabat penting, dan kampanye. Sementara itu, tari yang digunakan untuk mendukung keperluan sosial , contohnya : tari gambyong,pendet, ngremo, tayub, dan lilin.

Unsur  estetis tari tunggal nusantara
Tari juga mengenal pembagian jenis karya , bila seni lukis mengenal lukis natural (alami),abstrak, dada,kubis surrealist, dan superralist,maka demikian pula halnya seni tari.
Di dalam istilah seni, semua kebutuhan seni itu meliputi dalam perbincangan ekspresi estetis ,bagaimana pun juga kepuasan batin seniman dan penghayatan harus diletakan pada posisi tertinggi di bidang seni.

Setiap seni  pasti mempunyai unsur estetis di dalamnya.. misalnya ,medium di tangan seniman  handal bisa menghasilkan karya spektakuler dan mengagumkan. Sebalik nya tidak mempunyai kegunaan apa bila berada di tangan yang awam. Bukan berarti orang awam dilarang berkarya seni .

Khususnya unsur estetis tari tunggal ialah gerak detail,rias,busana, dan kebebasan ekspresi. Gerak detail meliputi gerak tangan ,kepala,mimik dan rias meliputi wajah, rambut badan, tangan, kaki.
Di dalam seni tari terdapat jenis tari tunggal, kelompok / berpasangan, dan massal. Unsur estetis terpenting tari tunggal ialah menyangkut wacana hal detail
Perlu juga diketahui bahwa unsur estetis suatu seni masih harus di kaitkan pada ”siapa”  orang yang berbicara atau memanfaatkannya. Dengan kata lain , suatu bentuk tari tunggal etnis bali tidak sanggup dengan gampang di pahami oleh entnis jawa sunda minang dayak asmat separua dan makasar . begitu pula yang terjadi sebaliknya.

Keunikan tari tunggal nusantara
setiap tari niscaya mempunyai daya tarik tersendiri yang membuat seseorang atau suatu kelompok bersedia meluang kan waktu untuk melihat atau mempelajari nya. Keunikan tari tunggal nusantara tentu saja berbeda, baik secara fisik,bentuk, jenis tari , maupun teknik penyajiannya dengan jenis tari lainnya.
           
Daya tarik tari tunggal terutama terletak pada keunikan suatu bentuk jenis tari atau pun ekspresi. Alasannya mereka bergerak, bentuk gerakan, dan fungsi tarian itu sendiri yang membuat perbedaan menjadian begitu kelihatan.

Jenis, Peran dan Perkembangan Tari Nusantara

1.     Peran tari nusantara
Berdasarkan perannya, tari nusantara sanggup diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu tari upacara, tari hiburan( pergaulan) atadan tari totonan.

Tari upacara
Peran tari sebagai sarana upacara merupakan kiprah atau fungsi tertua di Indonesia. Hampir semua wilayah nusantara mempunyai tari yang berfungsi sebagai sarana upacara ritual. Kedudukan tari dalam suatu upacara berfungsi sebagai media komunikasi antara masyarakat dengan sesuatu yang dikeramatkan (para dewa/dewi , roh leluhur atau nenek moyang).
Tari – tarian yang dipertunjukkan sebagai sarana upacara antara lain mempunyai  ciri – ciri sebagai berikut :
a.    Tempat pertunjukannya tidak sembarang tempat, biasanya pertunjukan dilakukan di tempat – tempat yang dianggap sakral, mirip pura, candi, hutan, atau tanah lapang.
b.    Pemilihan waktu atau ketika pertunjukan biasanya dikaitkan dengan sesuatu yang dianggap sakral, mirip ketika bulan purnama atau tengah malam.
c.    Penarinya dipilih, yaitu penari yang berada dalam keadaan higienis secara spiritual dan dianggap suci.
d.   Dalam pertunjukannya, tari tidak terlepas dari sesaji yang jenisnya banyak dan bermacam – macam.
e.    Pertunjukannya selalu dikaitkan dengan penyelenggaraan upacara tertentu, contohnya meminta hujan, berburu, atau peperangan.
f.     Dalam perrtunjukannya, penari memakai busana khusus.

Jenis tari nusantara yang berfungsi sebgai sarana upacara ritual, diantaranya sebagai berikut :
a.  Tari Tor – Tor dari Sumatra Utara
Tari ini dipertunjukan pada ketika prosesi upacara maut suku Batak. Gerakan lengan dan tangan menjadi ragam gerak yang mayoritas dalam tari ini. Bentuk gerak tarinya mirip orang menyembah dan dipadukan dengan gerak ritmis dari kedua kaki yang diiringi lagu – lagu pujian.

b.  Tari  Kayou dari Kalimantan Tengah
Tari ini merupakan tari perang yang menceritakan kegagahan dan keterampilan kaum laki – laki suku Dayak, dalam memakai senjata khas sukunya, yaitu Mandau. Kayau berasal dari kata mengayou yang artinya memenggal kepala musuh, setiap kepala musuh yang berasil dipenggal mereka bawa ke pameranm “Damang” atau rakyat kampungnya.

c. Tari Dodot dari Banten Selatan
Tari ini berfungsi sebagai sarana upacara tanam dan panen padi. Tari ini dilaksanakan pada setiap tahapan dalam penanaman padi hingga panen.
Ragam gerak yang dilakukan merupakan olah gerak kepala, lengan, badan, dan kaki yang disertai doa yang menjadikan suasana ritus.

d. Tari meminta Hujan dari Nusa Tenggara Timur
Tari ini dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai tari persembahan kepaada tuhan langit semoga sanggup menurunkan hujan, terutama sehabis demam isu kemarau yang berkepanjangan. Tari ini dilakukan oleh pria dan wanita denan ragam gerak menggambarkan peniruan gerak- gerak mega dan curah hujan.

e. Tari Rejang dan Baris dari Bali
Tari yang lahir dan berkembang di Pulau Dewata ini, pertunjukannya dilakukan secara berkelompok dan berfungsi sebagai tari penyambutan para dewata yang diundang turun ke pura pada saat Upacara Piodalan.Tari Rejang ditarikan oleh wanita sedangkan Tari Baris ditarikan oleh laki – laki.

Tarian yang berfungsi sebagai hiburan dan tontonan, di antarannya sebagai berikut  :
a. Tari Piring dari Sumatra Barat
Tarian ini lahir dan berkembang di Minangkabau, Sumatra Barat dan merupakan milik masyarakat yang tidak diketahui siapa penciptanya.Tari Piring dipentaskan pada acara pertanian dan acara sosial masyarakat lainnya dengan gerakan atraktif dan dinamis ketika memainkan piring. Tari Piring sanggup dimainkan dengan gaya  darek ( darat ) dan gayapasisia (pesisir).

b. Tari Merak dari Jawa Barat
Tarian ini termasuk genre tari kreasi gres yang diciptakan atas seruan Bung Karno. Keindahan burung merak terletak pada sayapnya yang mempunyai motif khas dan aneka macam gradasi warna. Tari Merak ibarat gerak burung merak yang sedang memamerkan keindahan sayapnya dan ditarikan oleh perempuan.

c. Tari Gambyong Pareanom dari Jawa Tengah
Gambyong merupakan tari kreasi perkembangan dari Tari Tayub yang awalnya digunakan pada upacara ritual pertanian untuk memohon kesuburan dan panen yang melimpah. Dalam perkembangannya pihak Keraton Mangku Negara Surakarta menata ulang dan membakukan gerakannya menjadi  tari penyambutan tamu - tamu kehormatan atau  kenegaraan.

d. Tari Trunajaya dari Bali
Tarian ini lahir dan berkembang di tengah-tengah penganut Hindu. Gerakannya menerima dampak dari budaya India yang mempunyai kemiripan dengan geraktribhangga. Tari ini menggambarkan keindahan dan kejayaan kaum muda yang penuh gejolak, penuh semangat, rasa ingin tahu, dan tercermin dalam gerakan yang sangat dinamis dan penuh ketegasan. Warna busananya mayoritas berwarna ungu sebagai simbul kewibawaan.

e. Tari Blantek dari Betawi
Pada awalnya, tarian ini merupakan bab dari pertunjukan teater rakyat atau lenong yang ditampilkan pada pembukaan cerita. Sekarang, Lenong sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Betawi. Namun, dalam perkembangannya, keberadaan tarian ini dikemas dan ditata ulang untuk kebutuhan pertunjukan atau hiburan dengan nama Tari Blantek.

f. Tari Anak Perdamain dari Papua
Masyarakat Papua yang terbagi atas aneka macam suku. Pada awalnya, mereka merupakan masyarakat pemburu. Sampai akhirnya, mereka bersepakat untuk membagi tempat perburuan. Sebagai konsekuensi, apabila ada yang melanggar, hal itu akan menjadikan perang antar suku. Upacara untuk komitmen atau perdamaian dilaksanakan setiap tahun. Tari ini termasuk jenis tari hiburan dan tontonan alasannya ialah merupakan citra insiden masa lalu, khususnya penyelenggaraan upacara perdamaian tersebut.

2. Tokoh – Tokoh Tari Nusantara
Hampir semua suku bangsa di indonesia mempunyai tarian tradisional yang beraneka ragam. Beberapa tari Nusantara dan koreografernya, di antaranya sebagai berikut.

a.  Tari Piring dari Sumatra Barat, secara niscaya penciptanya tidak diketahui, tetapi dalam perkembangannya tari ini diperkenalkan dan di tata ulang untuk kebutuhan pertunjukan atau hiburan olehNy. Huriah Adam.
b. Tari Merak, yaitu tari yang berasal dari Jawa Barat diciptakan oleh Raden Tjetje Soemantri untuk kebutuhan seni pertunjukan atau hiburan.
c.  Pada awal keberadaannya, pencipta Tari Blantek tidak begitu jelas. Akan tetapi, dalam perkembangannya tari ini dikemas dan ditata ulang sebagai materi pertunjukan atau hiburan oleh seniman dari Institut Kesenian Jakarta  (IKJ).
d.   Tari Jaipongan, yaitu tari yang lahir dan berkembang di Jawa Barat, diciptakan oleh Gugum Gumbira.
e.  Tari Yapong, yaitu tari yang lahir dan berkembang di tengah masyarakat Jawa Tengah, diciptakan oleh koreografernya yang juga seorang pelukis, yaitu Bagong Kussudiardjo.
f.   Tari Kecak dan Manuk Rawe, yaitu tari yang berasal dari Bali, diciptakan oleh I Wayan Dibya.
g.    Tari Ngremo yang berasal dari Jawa Timur, diciptakan oleh Munali Fatah.
h.  Tari Gambyong Pareanom, yaitu tari yang berkembang dikalangan masyarakat Jawa Timur diciptakan oleh S. Maridi.

3. Klasifikasi dan Sejarah Perkembangan Tari Nusantara
Pada zaman kerajaan, tarian diciptakan untuk melengkapi upacara sakral kerajaan. Pengklasifikasian tari kreasi tempat sanggup ditelusuri menurut sejarah atau periodisasi perkembangannya, yaitu sebagai berikut.
a)    Sejarah Perkembangan Tari Tradisi
Tari Topeng dicatat sebagai cikal bakal tari tradisi di Jawa. Tari Topeng diperkirakan mengalami puncak perkembangan pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam Kitab Negarakertagama, dijelaskan adanya atraksi besar-besaran tari dan nyanyian di Kerajaan Majapahit.Dijelaskan pula adanya tokoh-tokoh punakawan (juru banyol) dan beberapa penari memakai tutup kepala (irah-irahan) yang disebut tekes. Sampai sekarang, tekesdigunakan pada semua Tari Tradisi Topeng, terutama Tari Topeng Panji.

Selanjutnya, Tari Topeng juga menerima perhatian dari Kerajaan Mataram tetapi, pada karenanya tarian ini tersisihkan oleh Tari Bedhaya dan Tari Srimpi yang kini menjadi simbol keagungan dan budaya Kerajaan Mataram.
Pada tahun 1918, Pangeran Tedjo Kusuma dan Pangeran Suryadiningrat mendirikan sekolah di Yogyakarta yang berjulukan Sekolah Tari Krida Beksa Birama. Kreator terkemuka yang berasal dari sekolah ini diantaranya, Wisnoe Wardhana dan Bagong Kussudiardjo.
Pada tahun 1961 muncul seni tari Jawa gres yang disebut Sendratari Ballet Ramayana, istilah ini dibentuk oleh G.P.H Jatikusumo. Dari sini, muncul kreator tari diantaranya, Sardono W. Kusumo, Sal Mugiyanto, dan Retno Maruti.

Di Bali sekitar 1930-an, I Ketut Mario membuat gaya kebyar dalam karawitan dan Tari Bali.
Terdapat dua seniman legendaris di Priangan (Jawa Barat) yang menyebarkan Tari Kupu-Kupu dan Merak, yaitu Martakusuma dan Raden Tjetje Soemantri. Selanjutnya tari ini mengilhamkan terciptanya Tari Merak gaya Bagong Kussudiardjo dan S. Maridi (Surakarta). Tahun 1975-1980, Gugum Gumbira membuat Tari Ketuk Tilu menjadi Tari Jaipongan.

Tokoh lainnya yang membuat tari kreasi diantaranya Suprapto Suryodarmono dan Sardono W. Kusumo yang memakai spirit (roh). Di Yogyakarta muncul Ben Suharto (alm) yang memakai konsep Mandala. Di Solo, Gendhon Humardani melaksanakan perubahan besar-besaran pada seni tari. Contohnya, pemadatan koreografi Tari Gambyong, Adaniggar, Bedhaya, Srimpi, dll.

b)    Sejarah Perkembangan Tari Kreasi Baru
Diawali oleh I Ketut Mario tahun 1930-an, Bagong Kussudiardjo dan Wisnoe Wardhana tahun 1950-1958.Terdapat juga seniman baru, mirip Sal Murgiyanto, I Wayan Dibya, Gusmiati Suid, Endo Suanda, dan Sardono W. Kusumo.
Awalnya tema diambil dari derakan dasar tari tradisi. Namun, perkembangan selanjutnya tema diambil dari insiden faktual yang tengah berkembang di masyarakat.
Pembaruan tari di Indonesia terus berkembang, terutama sehabis para senior menimba ilmu di Amerika. Karya tari hasil pembaruan mereka, diantaranya Bedhaya Gendheng (1991), dan Lorong karya Bagong Kussudiardjo. Selain itu, Meta Ekologi dan Hutan Plastikkarya Sardono W. Kusumo.

c)      Sejarah dan Perkembangan Tari Kontemporer
Sejarah perkembangan tari kontemporer dimulai menjelang dasawarsa simpulan 70-an. Diperkenalkan oleh individu dan akademi tinggi, mirip STSI Surakarta, dan ASTI Yogyakarta. Selain itu terdapat event-event yang mendukung perkembangan tari kontemporer.

A. Keunikan Tari Nusantara dalam Konteks Budaya Masyarakat Setempat
1. Observasi Pementasan Tari Daerah Setempat
Hal-hal yang harus disiapkan sebelum melaksanakan observasi pementasan ialah beberapa peralatan yang dibutuhkan mirip : kamera, daftar pertanyaan, dan kesiapan fisik.
Hasil observasi berupa, skripsi ( kiprah simpulan S1), tesis (tugas simpulan S2), dan disertasi ( kiprah simpulan S3).

2. Keunikan Tari Daerah
Setiap tarian tempat mempunyai keunikannya tersendiri.Keunikan tari sering sekali terletak pada aspek gerakannya. Namun, selain aspek gerakan, keunikan juga terdapat pada kostum yang digunakan, penataan panggung, dan pola penggarapannya.

3. Nilai Estetis Tari
Estetis sanggup diidentikan dengan keindahan yang tidak sanggup dilepaskan dengan konsep-konsep yang ada pada filsafat. Keindahan sanggup dibagi menjadi 2, yaitu keindahan ciptaan Tuhan, diantaranya pelangi, awan, gunung, lembah, dll. Dan keindahan ciptaan manusia, diantaranya lukisan, patung, karya musik, tari dll.
Nilai estetik dalam sebuah karya tari harus mempunyai tingkat kebaikan dan kegunaan. Nilai estetik tari merupakan ekspresi pengaturan rasa, pengalaman jiwa, dan perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Sebuah karya tari yang di dalamnya mengandung nilai estetis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Karya tari tersebut sanggup mengungkapkan keharmonisan antara bentuk tari dan isi.
b. Karya tari tersebut menarik atau menggugah.
c. Karya tari tersebut sanggup membawa penonton masuk ke dalam dunia khayal yang ideal.
d. Karya tari tersebut sanggup membebaskan penonton dari suasana ketegangan.
e. Karya tari tersebut menyajikan suatu kebulatan organik.
f. Karya tari tersebut sanggup mendorong logika penonton menuju perpaduan mental dan spiritual.

4. Unsur-Unsur Tari
a. Ragam Gerak
Ragam gerak sanggup dilihat dari kepala, diantaranya olahan gerak mata, gerak kepala, dan olahan raut wajah. Sementara ragam gerak dari anggota tubuh bab tengah, diantaranya ragam gerak tangan. Secara anatomi, lengan terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu lengan atas, lengan bawah, telapak tangan, jari, dan ruas jari. Pembagian itu mempermudah ragam gerak tari. Ragam gerak kaki antara satu tempat dengan tempat lainnya hampir sama.
b. Bentuk Iringan
Bentuk iringan terbagi menjadi dua, yaitu jenis musik iringan tari internal yang meliputi olahan vokal, suara, lagu, atau imbas bunyi yang dihasilkan dari tubuh penari. Dan jenis musik eksternal meliputi pola-pola dari alat musik, contohnya di Bali yang populer ialah gamelan gong-nya.
c. Kostum
Kostum tari merupakan unsur yang tidak sanggup dipisahkan dari wujud tari. Namun kostum tari untuk sarana upacara, berbeda dengan kostum untuk pertunjukan. Kostum tari-tarian untuk upacara tidak begitu mengutamakan estetika dan lebih sederhana, sedangkan kostum tari-tarian untuk kepentingan pertunjukan dirancang sedemikian rupa semoga tercipta kesan mendalam bagi penonton.
d. Pola Lantai
Pola lantai pada sebuah tarian ialah posisi yang dilakukan baik oleh penari tunggal maupun kelompok. Pada tari-tarian yang berfungsi sebagai sarana upacara yaitu lebih sering digunakan pola lantai melingkar, alasannya ialah lingkaran sebagai simbol alam duania dan dianggap sakral.

5. Hasil Pengamatan Pertunjukan Tari
Tulisan hasil pengamatan pertunjukan tari diantaranya berisi data-data yang terdiri atas :
a. Judul / nama tarian
b. Penciptanya / koreografernya
c. Sinopsis
d. Jumlah penarinya
e. Rias dan kostum yang digunakan
f. Iringan yang digunakan ( internal/ eksternal )
g. Bentuk dan setting panggung
h. Tata pencahayaan
i.  Lamanya pementasan
j.  Properti yang digunakan
k. Keunikan-keunikan yang dijumpai selama pertunjukan

Comments


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done