Rambut Monte Sebuah Candi Dan Telaga Dengan Ikan Dewa - Bagi Template

Senin, 15 Juni 2015

Rambut Monte Sebuah Candi Dan Telaga Dengan Ikan Dewa

Semakin hari ternyata kehidupan tidak lepas dari kejenuhan dan permasalahan. Dulu waktu masih kuliah berpikir yummy ya kalau sudah lulus, tinggal kerja saja. Tetapi ternyata juga tidak demikian, ujian hidup di tempat kerja dan masyarakat sama sulitnya ujian di kursi kuliah. Oleh alasannya yaitu itulah aku selalu rindu dengan suasana yang bisa menghilangkan penat dan bisa memperlihatkan kesejukan pada pikiran.

Semakin hari ternyata kehidupan tidak lepas dari kejenuhan dan permasalahan Rambut Monte Sebuah Candi dan Telaga dengan Ikan Dewa

Obyek wisata lokal yang menjadi sasaran untuk memperlihatkan energi gres yaitu Rambut Monte. Sudah cukup usang mendengar nama tempat ini, bahkan foto-fotonya sudah banyak ditemui. Minggu yang kemudian (10/02/2013) meluncurlah kita untuk melihat wisata budaya dan alam yang ada di desa Kresik, Gandusari, Kabupaten Blitar. Perjalanan pagi itu, lantaran belum pernah ke sana beberapa kali sempat berhenti untuk bertanya pada orang di jalan. Lokasinya tidak jauh dari sentra kota Blitar, kurang lebih 30 km atau satu jam perjalanan naik sepeda motor.

Rambut Monte ini ternyata terletak di hampir perbatasan Blitar-Malang, lantaran pada waktu itu sempat 'keblabasen' dan sudah masuk Kabupaten Malang. Jika dari Blitar, kita akan melewati kebun teh, dengan jalan yang berliku. Lokasi wisata tidak terlalu ramai atau bisa dikatakan cenderung sepi, jadi tidak terlalu terlihat bila di sekitar masuk lokasi wisata, yaitu pasar Kresikan itu ada obyek wisata yang anggun untuk dinikmati. Untuk masuk wisata Rambut Monte cukup murah, waktu itu kami dikenai tarif 3 ribu dan ongkos parkirnya seribu.

Semakin hari ternyata kehidupan tidak lepas dari kejenuhan dan permasalahan Rambut Monte Sebuah Candi dan Telaga dengan Ikan Dewa
Suasananya Rambut Monte dengan pepohonan rindang dan terdapat Candi yang biasa dikenal dengan Candi Rambut Monte ini terkesan penuh misteri. Karena memang jaman dahulu merupakan tempat ini disucikan atau dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Pada waktu hari-hari sekolah dan jam istirahat tempat ini ramai dengan belum dewasa SD yang bermain, lantaran memang didekatnya ada sebuah bangunan sekolah berdiri. Saya berpikir juga, yummy tampaknya jadi guru atau sekolah di sini, alamnya mendukung, damai dan hijau erat dengan pemandangan yang bagus.

Pertama kali yang terlihat sesudah masuk tempat Rambu Monte ini yaitu Candi Rambut Monte. Bangunan candi yang merupakan tinggalan Majapahit itu hanya tinggal bab kaki dan tubuhnya saja, sedangkan bab atap sudah runtuh. Terdapat juga petilasan atau tempat untuk bermeditasi. Di samping candi terdapat artefak Lingga Yoni yang merupakan lambang kesuburan. Konon candi Rambut Monte pada jaman Majapahit digunakan sebagai tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu.

Dari Candi Rambu Monte terlihat sebuah telaga atau orang sering menyebutnya 'sendang'. Beranjak ke bawah kita akan menemui sebuah mata air yang membentuk menyerupai bak yang luas. Air di telaga ini sangat jernih, bening dengan warna biru di tengahnya dan hijau di pinggir dari pantulan pepohonan di sekeliling telaga. Bagi yang melihatnya niscaya terpengaruhi untuk menceburkan diri, menikmati jernih dan birunya telaga. Tetapi ada larangan untuk mandi di telaga Rambut Monte, di dekatnya ada bak pemandian, tapi sayang terlihat kurang terawat.

Semakin hari ternyata kehidupan tidak lepas dari kejenuhan dan permasalahan Rambut Monte Sebuah Candi dan Telaga dengan Ikan Dewa

Di telaga Rambut Monte yang basah jernih terlihat ikan-ikan berukuran besar yang berenangan dengan jinaknya. Masyarakat sekitar menyebut ikan tersebut dengan Ikan Dewa. Ikan-ikan itu wujud dari murid Mbah Rambut Monte yang dikutuk lantaran tidak mematuhi perintahnya. Dari beberapa bacaan menyebutkan dulunya terjadi perkelahian antara Mbah Rambut Monte dengan Rahwana dan Naga, dan dimenangkan oleh Mbah Rambut Monte. Kedua tokoh jahat itu dikutuk menjadi candi.

Mbah Rambut Monte meminta kepada sejumlah muridnya semoga menjaga candi berbentuk monyet dan kerikil berelief naga perwujudan dari Rahwana dan Naga. Tetapi sebagian muridnya tidak mematuhi perintahnya, sehingga menciptakan Mbah Rambut Monte murka besar dan mengutuk mereka menjadi ikan Sengkaring. Itulah sejarahnya Ikan Dewa yang hingga dikala ini masih mendiami telaga Rambut Monte. Konon jumlah Ikan Dewa itu jumlahnya masih sama menyerupai yang dulu dan dianggap keramat, dihentikan ditangkap ataupun dimakan.

Semakin hari ternyata kehidupan tidak lepas dari kejenuhan dan permasalahan Rambut Monte Sebuah Candi dan Telaga dengan Ikan Dewa

Semakin hari ternyata kehidupan tidak lepas dari kejenuhan dan permasalahan Rambut Monte Sebuah Candi dan Telaga dengan Ikan Dewa

Untuk menikmati birunya dan jernihnya air telaga Rambut Monte dengan ikan-ikan dewanya, terdapat semacam gazebo yang sedikit menjorok ke tengah telaga. Tapi terlihat gazebo itu sudah tercemar oleh coretan-coretan tangan insan yang tak bertanggung jawab. Di telaga terdapat dua sumber mata air yang terus mengalirkan air sepanjang masa. Suasananya yang tidak terlalu ramai menciptakan kita bisa lebih menikmati panorama indah dengan iringan bunyi serangga liar dan gemuruh air dari telaga ke sungai.
Sumber https://www.kurniasepta.com/
Comments


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done