Overall Equipment Effectiveness (Oee) - Bagi Template

Jumat, 14 Juli 2017

Overall Equipment Effectiveness (Oee)

Apa itu Overall Equipment Effectiveness (OEE) ???

Nurhidayat.id - Hallo teman apa itu Overall Equipment Effectiveness (OEE) ?? Overall Equipment Effectiveness atau disingkat OEE yaitu suatu perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kefektifan suatu mesin atau peralatan yang ada. OEE merupakan salah satu metode yang terdapat dalam Total Produktive Mentenance (TPM). Pada umumnya OEE dipakai sebagai indikator performasi dari suatu mesin atau peralatan (Ansori dan Mustajib, 2013).

 Apa itu Overall Equipment Effectiveness  Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Berikut ini beberapa pengertian Overall Equipment Effectiveness (OEE) dari beberapa sumber:
  1. Menurut Davis (1995:35), Overall Equipment Effectiveness (OEE) yaitu tingkat keefektifan kemudahan secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan availability, performance efficiency dan rate of quality product.
  2. Menurut Nakajima (1988), Overall Equipment Effectiveness (OEE) yaitu suatu metode pengukuran tingkat efektifitas pemakaian suatu peralatan atau sistem dengan mengikutsertakan beberapa sudut pandang dalam proses perhitungan tersebut (Triwardani dkk, 2013).
  3. Menurut Rizkia (2015), Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan suatu pengukuran efektivitas pemakaian suatu mesin/peralatan dengan menghitung ketersediaan mesin, performansi dan kualitas produk yang dihasilkan.

Tujuan dan Manfaat Overall Equipment Effectiveness (OEE) 

Tujuan Overall Equipment Effectiveness (OEE) yaitu sebagai alat ukur performa dari suatu sistem maintenance, dengan memakai metode ini maka sanggup diketahui ketersediaanmesin/peralatan, efisiensi produksi, dan kualitas output mesin/peralatan.

Menurut Muwajih (2015) penggunaan OEE sebagai performance indicator,
mengambil periode basis waktu tertentu, seperti: shiftly, harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Pengukuran OEE lebih efektif dipakai pada suatu peralatan produksi. OEE sanggup dipakai dalam beberapa jenis tingkatan pada sebuah lingkungan perusahaan, yaitu sebagai berikut.
  1. OEE sanggup dipakai sebagai Benchmark untuk mengukur planning perusahaan dalam performasi.
  2. Nilai OEE, asumsi dari suatu fatwa produksi, sanggup dipakai untuk membandingkan garis performasi melintang dari perusahaan, maka akan terlihat fatwa yag tidak penting.
  3. Jika proses permesinan dilakukan secara individual, OEE sanggup mengidentifikasi mesin mana yang mempunyai performansi buruk, dan bahkan mengidentifikasi fokus dari sumber daya TPM.
Manfaat yang sanggup diambil dari OEE antara lain sebagai berikut:
  1. Menentukan starting point dari perusahaan ataupun peralatan/mesin. 
  2. Mengidentifikasi insiden bottleneck di dalam peralatan/mesin. 
  3. Mengidentifikasi kerugian produktivitas (true productivity losses). 
  4. Menentukan prioritas dalam perjuangan untuk meningkatkan OEE dan peningkatan produktivitas.

Pengukuran dan Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) 

Overall Equipment Effectiveness (OEE) yaitu perhitungan yang dipakai untuk memilih tingkat produktivitas dan efektivitas peralatan. Overall Equipment Effectiveness sanggup dihitung dengan rumus:
 Apa itu Overall Equipment Effectiveness  Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Berdasarkan penghargaan yang pernah diberikan oleh Japan Institute of Plant Maintenance, kondisi ideal OEE yaitu sebagai berikut (Nakajima, 1988):
  • Availability > 90%
  • Performance Efficiency > 95%
  • Quality Product > 99% 
Sehingga OEE yang ideal yaitu : 0,90 x 0,95 x 0,99 = 85%

Terdapat tiga elemen produktivitas dan efektivitas peralatan yang sanggup diukur, yaitu: availability, performance efficiency dan rate of quality product.

a. Availability 

Availability yaitu rasio dari usang waktu suatu mesin pada suatu pabrik dipakai terhadap waktu yang ingin dipakai (waktu tersedia). Availability merupakan ukuran sejauh mana mesin tersebut sanggup berfungsi.

Availability ratio yaitu tingkat efektivitas beroperasinya suatu mesin atauperalatan. Availability ratio merupakan perbandingan antara waktu operasi (operating time) dengan waktu persiapan (loading time). Parameter ini memilih tingkat kesiapan alat yang ada dan sanggup digunakan. Ketersediaan yang rendah merupakan cerminan dari pemeliharaan yang buruk. Sehingga untuk melaksanakan perhitungan nilai Availability dibutuhkan operation time, loading time, dan downtime.

Availability dirumuskan sebagai berikut:
 Apa itu Overall Equipment Effectiveness  Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Keterangan:
  • Operation time merupakan hasil yang diperoleh dari pengurangan loading time dengan waktu downtime mesin.
  • Downtime mesin yaitu waktu proses yang seharusnya dipakai mesin akan tetapi alasannya yaitu adanya gangguan pada mesin/peralatan (equipment failure) menjadikan tidak ada output yang dihasilkan. Downtime mencakup mesin berhenti beroperasi akhir kerusakan mesin/peralatan, penggantian cetakan (dies), pelaksanaan mekanisme setup dan adjustment dan sebagainya.
  • Loading time yaitu waktu yang tersedia (availability) per hari atau perbulan dikurang dengan waktu downtime mesin direncanakan (planned downtime).

b. Performance Efficiency 

Performance efficiency yaitu rasio dari apa yang bahwasanya dengan yang seharusnya pada periode tertentu atau dengan kata lain perbandingan tingkat produksi konkret dengan yang diharapkan.

Menurut Nakajima (1988), performance efficiency merupakan hasil perkalian dari operation speed rate dan net operation rate, atau rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melaksanakan proses produksi (operation time).

Performance Efficiency dirumuskan sebagai berikut:
 Apa itu Overall Equipment Effectiveness  Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Operating speed rate merupakan perbandingan antara kecepatan ideal mesinberdasarkan kapasitas mesin bahwasanya (ideal cycle time) dengan kecepatan konkret mesin (actual cycle time).

Net operation time mempunyai kegunaan untuk menghitung rugi yang diakibatkan oleh minor stoppage dan menurunnya kecepatan produksi (reduced speed). Tiga faktor penting yang dibutuhkan untuk menghitung performance efficiency:
  1. Ideal cycle (waktu siklus ideal).
  2. Processed amount (Jumlah produk yang diproses).
  3. Operation time (waktu operasi mesin).

c. Rate of Quality Product 

Menurut Nakajima (1988), rate of quality product merupakan rasio jumlah produk yang baik terhadap total produk yang diproses. Rate of Quality Product mengatakan produk yang sanggup diterima per total produk yang dihasilkan.

Rate of quality product memperhatikan dua faktor berikut:
  1. Processed amount (jumlah yang diproduksi).
  2. Defect amount (jumlah produk yang cacat).

Rate of Quality Product sanggup dihitung dengan rumus sebagai berikut:
 Apa itu Overall Equipment Effectiveness  Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Daftar Pustaka

  • Ansori, N., & Mustajib, M. I. 2013. Sistem Perawatan Terpadu (Integrated Maintenance System). Yogyakarta: Graha Ilmu.
  • Davis , R K. 1995. Productivity Improvement Through TPM. London: Prentice Hall.
  • Nakajima, S. 1988. Introduction to TPM Total Productive Maintenance. Cambridge: Productivity Press, Inc.
  • Muwajih, Mahbub. 2015. Analisa Overall Equipment Effectiveness (OEE) Plan 2A Welding Section Stasiun Rear Frame Assy dalam Menunjang Kelancaran Proses Produksi (Studi Kasus PT. XYZ Manufature Otomotif). Jakarta: Universitas Mercu Buana.
  • Triwardani, dkk. 2013. Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) dalam Meminimalisi Six Big Losses pada Mesin Produksi Dual Filters DD07. Surabaya: Teknik Industri Universitas Bra wijaya.
Sumber : Kajianpustaka.com

Sumber https://www.nurhidayat.id/
Comments


EmoticonEmoticon

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done