Kembali ke Taman Sari, lokasinya yang di perkotaan erat dengan Keraton, menjadi salah satu pilihan kawasan liburan. Apalagi tahun ini sudah bertambah anggota keluarga kami, dengan hadirnya si kecil. Akhir Desember, tanggal renta cocok berwisata ke tempat-tempat wisata yang murah juga, tetapi tetap menyenangkan dan menambah wawasan pengetahuan.
Kami memasuki lorong menuju sebuah tempat, yang sempat aku dengar dari pemandu itu ialah masjid. Bangunan melingkar dengan bertingkat dengan tengah-tengahnya ada tangga berundah sebanyak lima. Jumlah lima ini katanya mewakili jumlah rukun islam yang ada lima. Ini salah satu titik yang biasanya orang banyak berfoto, sebagai bukti pernah ke Taman Sari.
Hari itu, siang mulai terik dengan anak kecil tidak kami lanjutkan menyesuri Taman Sari yang tidak mengecewakan luas ini. Kami keluarkan dengan melewati lorong yang berbeda ketika masuk, dan ternyata itu ialah pintu masuk Taman Sari yang erat dengan Alon-Alon Selatan. Padahal motor ada di pintu masuk utara, balasannya kami harus kembali lagi.
Belum menemukan Umbul Pasiraman, harus ke sini lagi (foto: Wikipedia)
Sebenarnya satu kawasan yang kami lewatkan, dan itu semacam ikon Taman Sari, yaitu Umbul Pasiraman. Masih dari Wikipedia, Umbul Pasiraman ialah bak pemandian bagi Sultan, para istri beliau, serta para putri-putri beliau. Di sini ada tiga bak yang dihiasi dengan mata air yang berbentuk jamur dan dikelilingi pot bunga raksasa. Sumber https://www.kurniasepta.com/